Beranda | Artikel
Definisi Tauhid Asma wa Shifat Menurut Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah
Jumat, 18 September 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Definisi Tauhid Asma’ wa Shifat Menurut Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Tentang Nama-Nama Allah dan Sifat-SifatNya. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 30 Al-Muharram 1442 H / 18 September 2020 M.

Kajian Tentang Definisi Tauhid Asma’ wa Shifat Menurut Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah

Pembahasan ini merupakan salah satu dari tiga hal yang wajib diyakini dalam beriman kepada Allah; meyakini rububiyah Allah, meyakini uluhiyah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meyakini asma’ wa shifat.

Sungguh sangat banyak keutamaannya, bahkan sebagaimana yang telah kita jelaskan bahwa tauhid asma’ wa shifat merupakan pembahasan yang paling utama di dalam agama ini, karena berkaitan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Yang Paling Utama, Allah Yang Paling Mulia, Allah Yang Maha Agung, maka tentu tidak diragukan bahwa mempelajari tentang nama-nama Allah dan mempelajari tentang sifat-sifat Allah yang tertera dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih merupakan ibadah yang agung, merupakan keilmuan yang utama.

Terlebih lagi bahwa manfaat dari mempelajari tauhid asma’ wa shifat ini sungguh sangat banyak sekali. Dalam kehidupan seorang muslim yang akan senantiasa menjadikan hatinya hidup bersemi dengan iman, pengagungan kecintaan kepada Allah Sang Pencipta, bahkan kehidupan hati seorang hamba tergantung makrifat dia kepada Allah, apakah dia kenal kepada Allah, mengenal nama-namaNya dan sifat-sifatNya? Hati yang kenal kepada Allah, itulah hati yang hidup. Tapi bila hati tidak kenal kepada Allah, tidak mengenal nama-nama dan sifat-sifatNya, itu adalah hati yang mati, hati yang sedang merasakan sakit, hati yang sedang ditimpa penyakit.

Mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifatNya akan mempengaruhi perilaku, sikap, akhlak seseorang. Setiap nama dan sifat tersebut memiliki konsekuensi dan tuntutan yang berkaitan dengan amalan perilaku dan sikap kita.

Oleh karenanya mempelajari tentang tauhid asma’ wa shifat sebagaimana yang diyakini oleh Ahlus Sunnah wal Jamaah sesuai dengan manhaj (metode), sesuai dengan cara, sesuai dengan keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah, ini merupakan perkara yang sangat penting, merupakan perkara yang sangat agung, bahkan sebagaimana yang telah kita jelaskan dan terus akan kita sampaikan dan perusakan kita sebut dan kita jelaskan, bahwa ini merupakan sebab utama untuk mendatangkan kecintaan dalam hati kita kepada Allah Sang Pencipta. Dan ini merupakan tanda kebenaran iman kepada Allah, dan ini merupakan hal yang akan menjadikan iman kita semakin bertambah kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Definisi dari tauhid asma’ wa shifat

Pada kesempatan yang mulia ini kita akan menjelaskan definisi dari tauhid asma’ wa shifat menurut aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Hal ini agar kita mengetahui hakikat aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah di dalam hal ini.

Dan insya Allah pembahasan-pembahasan selanjutnya kita akan menjelaskan landasan-landasan utama aqidah Ahlus Sunnah di dalam tauhid asma’ wa shifat, kemudian kaidah-kaidah dalam memahami nama-nama Allah dan juga di dalam memahami sifat-sifat Allah. Kemudian kita akan menyebutkan -InsyaAllah- nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tertera dalam Al-Qur’an dan hadits, bagaimana aqidah Ahlus Sunnah di dalam menetapkan seluruh nama-nama dan sifat-sifat Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Adapun definisi dari tauhid asma’ wa shifat atau maksud dari tauhid asma’ wa shifat diyakini oleh Ahlus Sunnah wal Jamaah mencakup tiga perkara:

  1. Menetapkan nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an Asmaul Husna dan Shifatul Ulya.
  2. Semua nama-nama dan sifat-sifat yang tertera dalam Al-Qur’an dan hadits.
  3. Mengimani hukum-hukum yang terkandung di dalam nama-nama dan sifat-sifat tersebut serta tuntutan ubudiyah dari setiap nama dan sifat tersebut.

Dalam redaksi bahasa Arabnya dijelaskan oleh para ulama:

إفراد الله بأسمائه الحُسنى، وصفاته العُلى الواردة في الكتاب والسُّنَّة، والإيمان بمعانيها وأحكامها.

Maksud إفراد الله, itulah makna kalimat tauhid, yaitu kita mengesakan Allah, menjadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala Dzat Yang Maha Esa, Dialah Allah yang memiliki nama-nama yang terbaik dan sifat-sifat yang sempurna. Semua nama-nama dan sifat-sifat tersebut yang tertera di dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kemudian kita mengimani makna dari nama-nama tersebut beserta hukum dan konsekuensinya.

1. Menetapkan nama-nama Allah dan sifat-sifatNya 

Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengimani bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki nama-nama terbaik dan sifat-sifat yang sempurna, dan itu spesial bagi Allah.

Jadi kita hanya menjadikan Allah Tabaraka wa Ta’ala Dzat yang satu-satunya memiliki nama-nama dan sifat-sifat tersebut. Itulah makna tauhid, menjadikan Allah satu-satunya yang memiliki nama-nama yang terbaik dan sifat-sifat yang sempurna.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah Tabaraka wa Taala dalam Al-Qur’an, di dalam berapa ayat Allah menyebutkan bahwa nama-nama Allah tersebut disifati dengan Al-Husna, ini kita imani bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki Asmaul Husna, dan insyaAllah tidak asing lagi di kalangan kaum muslimin, bahkan ada yang menghafalnya, bahkan sebagian menjadikannya nyanyian dan disenandungkan kendati ini tidak disyariatkan. Karena ini tidak untuk dinyanyikan.

Jadi tidak asing lagi Asmaul Husna, yang asing dan banyak tidak diketahui adalah memahami maknanya dan mengamalkan isi kandungannya, ini yang jarang kita temui. Karena yang menjadi permasalahannya adalah sebatas simbol saja, Asmaul Husna dibaca tetapi tidak dipahami maknanya, bahkan yang lebih aneh lagi adalah dibaca Asmaul Husna tapi isi kandungannya diingkari baik disadari atau tidak.

Contoh saja, di antara Asmaul Husna adalah Al-‘Aliy: ( العلي ), yaitu Allah Maha Tinggi yang artinya menunjukkan kepada ketinggian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi diantara orang-orang yang telah rusak fitrahnya mengingkari ketinggian Allah.

Jadi kita tetapkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki Asmaul Husna. Kenapa demikian? Karena Allah yang menyebutkan Allah memiliki Asmaul Husna, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 180:

وَلِلَّـهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا…

Allah memiliki Asmaul Husna, maka serulah Allah dengan nama tersebut…” (QS. Al-A’raf[7]: 180)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

قُلِ ادْعُوا اللَّـهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَـٰنَ ۖ أَيًّا مَّا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ

Katakanlah wahai Muhammad: ‘Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Apa saja yang kalian seru dari nama-nama Allah tersebut, maka Allah memiliki Asmaul Husna...”

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajiannya.

Download MP3 Kajian Tentang Definisi Tauhid Asma’ wa Shifat Menurut Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah

Untuk mp3 kajian yang lain: silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49057-definisi-tauhid-asma-wa-shifat-menurut-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jamaah/